Selasa, 26 Juni 2012

peradaban sungai lembah Indus

1.    Letak Geografis Peradaban Sungai Indus atau Sindhu
Letak Geografis
•  Di sebelah Utara berbatasan dengan China yang dibatasi Gunung Himalaya
•  Selatan berbatasan dengan  Srilanka yang dibatasi oleh Samudera Indonesia
•  Barat berbatasan dengan Pakistan
•  Timur berbatasan dengan Myanmar dan Bangladesh
 terletak di wilayah Pakistan. Sungai Indus memilki banyak anak sungai yang berasal dari wilayah Punjab di Pakistan Utara. Punjab artinya daearah aliran lima sungai. Sungai Indus mengalir melalui Pakistan dan menyebabkan tanah di negeri itu menjadi subur. Sungai tersebut bermuara di Laut Arab.
Penduduk asli yang berada di Lembah Sungai Shindu adalah bangsa Dravida, diperkirakan telah mendiaminya sejak 3000 SM. Bangsa ini meninggalkan sisa-sisa peradabannya di Mahenjo Daro dan Harappa.
2.    Kepercayaan Masyarakat Sungai Indus
Masyarakat lembah Sungai Indus memuja kepada banyak dewa (politheisme). Dewa utama yang dipujanya adalah dewa berkepala tiga, bertanduk besar, walaupun masih berupa dugaan, stempel yang menggambarkan dewa ini banyak dijumpai. Selain itu, masyarakatnya mengenal Dewi Ibu yang dipuja sebagai lambang Dewi kesuburan.
3.    Hasil Kebudayaan Peradaban Lembah Sungai Indus.
 Peradaban Lembah Sungai Indus ditemukan di dua tempat, yakni Harappa (daerah hulu Punjab) dan Mahenjo Daro di daerah hilir sungai Indus.

Dari penemuan-penemuan yang diperoleh dapatlah diketahui bahwa peradaban Lembah Sungai Indus telah tinggi. Beberapa penemuan hasil peradaban daerah tersebut adalah :
    Kota Harappa dan Mahenjo Daro
Kota Harappa dan Mahenjo Daro merupakan kota kuno daerah Pakistan yang dibangun berdasarkan tata kota yang baik. Jalan-jalan di kedua kota tersebut dibuat lurus. Pembangunan kota juga memperhatikan arah angin muson (Barat Daya - Timur Laut), sehingga arus angin dalam kota lancar. Di kanan kiri jalan dibangun saluran air dalam tanah untuk menampung air dari rumah-rumah.
    Benda-Benda Purba
Benda-benda purba yang merupakan lempeng-lempeng tanah (terra cotta) berbentuk segi empat dan bergambarkan binatang seperti gajah, harimau, sapi, badak atau pohon-pohonan seperti beringin. Di bawahnya terdapat tulisan yang belum terbaca betul maksudnya, tetapi diperkirakan bahwa antara tulisan dan gambar ada hubungannya. Huruf-huruf itu disebut pietograph yang berarti tulisan gambar. Lempeng-lempeng tanah tersebut menunjukkan adanya kepercayaan menyembah binatang atau pohon-pohon dan benda-benda yang merupakan jimat.
Peninggalan lain yang ditemukan berupa tembikar yang berbentuk periuk belanga, semacam piring dan cangkir dalam berbagai macam bentuk dan ukuran. Alat-alat pertanian yang ditemukan berupa cangkul dan kapak. Sedangkan, alat-alat perhiasan berupa kalung, gelang, ikat pinggang yang dibuat dari tembaga atau emas. Dari temuan yang ada dapat diketahui bahwa penduduk telah mengenal kebudayaan batu dan logam.
    Kebudayaan Mahenjodaro dan Harappa
Sebelum kedatangan bangsa Arya di Asia Selatan, di Lembah Sungai Indus telah berkembang suatu peradaban yang cukup tinggi untuk masa itu. Peradaban itu berkembang lebih kurang antara 3000 sampai 2500 SM.Hasil penggalian di bekas reruntuhan kota Mahenjo Daro dan Harappa oleh Jawatan Purbakala India tahun 1922 telah membuktikan hal tersebut. Di dua tempat itu, ditemukan banyak benda purbakala yang merupakan peninggalan masa purba itu. Kebudayaan tersebut dinamakan “ Kebudayaan Mahenjo Daro dan Harappa “, dan karena terletak di sekitar Sungai Indus, maka disebut “ Kebudayaan Lembah Sungai Indus “
Sebelumnya para ahli sejarah berpandangan bahwa India memasuki zaman beradab sejak kedatangan bangsa Arya, namun pendapat tersebut dibantah oleh kenyataan hasil-hasil temuan purbakala lembah Sungai Indus tersebut. Berdasarkan hasil kajian para ahli sejarah dan purbakala, peradaban Lembah Sungai Indus dibangun oleh bangsa Dravida. Berbeda dengan bangsa Arya yang memiliki warna kulit putih bangsa Dravida umumnya berkulit hitam. Berdasarkan hasil penelitian terhadap benda-benda purbakala yang ditemukan di Mahenjo Daro dan Harappa, dapat diketahui bagaimana kepercayaan yang dianut bangsa Dravida, tata kota, sistem pertanian dan pengairan, ilmu pengetahuan dan teknologi , serta kemungkinan sistem pemerintahan yang berkembang pada saat itu. Akan tetapi, sangat disayangkan di tempat itu belum ditemukan sumber-sumber tertulis, yang bisa memperjelasgambaran sejarah peradaban tersebut.
Peradaban Lembah Sungai Indus memiliki kontribusi yang cukup besar dalam pembentukan kebudayaan Hindu di India. Ini terjadi lewat akulturasi budaya dengan kebudayaan bangsa Arya. Sebagai contoh ditemukannya patung mirip dewa Siwa yang dalam kepercayaan Hindu merupakandewa tertinggi, menunjukkan pengaruh kepercayaan bangsa Dravida terhadap Hindu.
Hasil – hasil peradaban Lembah Sungai Indus baik bersifat fisik maupun non fisik adalah sebagai berikut
a.Sistem Kepercayaan :
Berdasarkan hasil – hasil temuan berupa patung dewa, bisa dinyatakan bahwa bangsa Dravida menganut kepercayaan pemujaan terhadap banyak dewa atau dewi yang disebut Polytheisme. Salah satu patung yang sangat terkenal sebagaimana disebutkan di atas adalah patung yang mirip dewa Siwa.

b. Tata Kota
Tata kota di Mahenjo Daro dan Harappa sungguh mengagumkan untuk masa itu. Jalan-jalan dibuat lebar dan lurus serta bangunan rumah terbuat dari batu bata. Selain itu system sanitasi rumah sangat teratur dan rapi, karena hampir setiap rumah memiliki sumur, kamar mandi, dan selokan pembuangan air.. Di kanan kiri jalan dibangun saluran air dalam tanah untuk menampung air dari rumah-rumah. Pembangunan kota juga memperhatikan arah angin muson (Barat Daya - Timur Laut), sehingga arus angin dalam kota lancar. Selain itu, di tepi-tepi jalan raya disediakan saluran pembuangan air. Rupanya bangsa Dravida sudah sangat memperhatikan kebersihan kota.

c. Sistem Pertanian
Kondisi tanah yang subur dan terletak di lembah yang tenang memungkinkan bangsa Dravida mengembangkan suatu system pertanian yang teratur baik. Agaknya pada waktu itu bangsa Dravida sudah mengenal system pengairan untuk keperluan pertanian. Dengan demikian, maka kebutuhan air untuk bercocok tanam bisa dipenuhi setiap saat.

d. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Bangsa Dravida di Lembah Sungai Indus telah mampu menghasilkan bermacam-macam perkakas rumah tangga dan peralatan senjata, seperti panah, tombak, kapak, belati, lempengan tanah liat (terracotta). Peralatan-peralatan itu, ada yang terbuat dari logam ada pula yang dari batu. Selain peralatan , ditemukan pula perhiasan emas dan perak. Sebenarnya ditemukan pula di sana suatu tulisan dan huruf Piktograf, namun belum bisa terbaca hingga saat ini.

e. Sistem Pemerintahan
Bangsa Dravida rupanya telah mengembangkan suatu system pemerintahan yang teratur dan damai. Bangsa Dravida tidak suka berperang dengan bangsa lain.
Peradaban Lembah Sungai Indus sekarang ini sudah punah dan tinggal puing-puing reruntuhannya. Belum bisa dipastikan apa penyebabnya, namun bisa jadi beberapa factor saling berkaitan. Serangan bangsa Arya merupakan salah satu sebab runtuhnya peradaban Dravida tersebut. Namun demikian, factor-faktor bencana alam seperti banjir ataupun wabah penyakit bisa juga mempercepat hancurnya peradaban tersebut.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar