Selasa, 26 Juni 2012

Sejarah Eropa


BAB I
PEMBUKAAN

1. Persoalan

Menulis sejarah dunia, boleh dikatakan hanya terdapat dalam peradaban barat. Sir Walter Raleigh, seorang prajurit orang istana penemu daerah baru dan seorang penyair dalam zaman Elizabeth ratu Inggris. Sejarah itu dimulainya selama ia dipenjarakan dalam Tower of London (1603-1616). Di Eropa abad ke-18, bersemi kesadaran, bahwa seluruh manusia dan dunia kita ini merupakan suatu kesatuan. Dalam zaman itu Voltaire menulis buku, yang umum diakui sebagai sejarah dunia pertama dalam arti modern.
Di Eropa sejak Aufklarung abad ke-18, telah ada pendapat, bahwa picik dan salah menganggap Eropa Nasrani sebagai satu-satunya pusat peradaban  dan menganggap sisa dunia sebagai daerah   kafir atau biadab.  Sekarang orang mencari keterangan, mencari sebab-musabab kekuasaan Eropa itu. Hal-hal apakah yang mengakibatkan, bahwa sejak kira-kira 1600  Eropa tidak hanya dapat menduduki Amerika dan Australia dengan jalan mendesak penduduknya yang sedikit jumlahnya, tetapi dapat menguasai Asia yang padat penduduknya, dan akhirnya menguasai hampir seluruh Afrika.
Ternyata bukan hanya faktor-faktor geografi, demografi, ethnologi atau faktor rohani, yang dapat memberikan keterangan yang kita cari dan bukan pula kombinasi dari keempat faktor itu. Jadi dapat kita mengambil kesimpulan, bahwa faktor-faktor itu hanya berpengaruh dalam tingkat tertentu dalam perkembangan sejarah Eropa. Jadi bagi kita tak ada lain dari pada faktor-faktor sejarah, yang memberikan kedudukan istimewa kepada Eropa, yang bersifat  sementara didunia ini.
2. Faktor Georafi
    a. Luas daerah
       Eropa bukan tergolong benua yang terbesar, bahkan termasuk benua yang terkecil. Luas permukaaan bumi kita kira-kira 512 juta km persegi. Sebagian kecil terdiri atas daratan yakni 29%, sedangkan air 71%. Daratan yang merupakan 29 % dari permukaan bumi menjadi lima benua masing-masing luasnya : Asia 44,2 juta km persegi,( Amerika  41,4 juta km persegi, Amerika Amerika utara 24,1 juta dan Amerika Selatan 17,8 juta km Persegi), Afrika 29,8 juta km persegi masih tiga kali   seluas Eropa yang luasnya  hanya 9,97 juta km persegi, Australia benua terkecil dengan luas 8,9 juta km persegi. Melihat angka-angka itu, jelas bagi kita bahwa kekuasaan Eropa antara 1600 dan 1900 tidak mungkin disebabkan karena luas benua itu. Dalam sejarah Indonesia dapat kita ketahui bahwa luas bukan suatu faktor yang menentukan. Nederland, negara kecil selama satu abad lebih termasuk negara besar dan hingga kini dapat mempertahankan diri sebagai negara yang mempunyai jajahan. Dalam abad ke-19, walaupun Turki dan Tiongkok luas daerahnya, kedua negara itu tidak memainkan peranan penting dalam sejarah dunia.
b.  Iklim
     Iklim sebagai faktor geografi kedua, mungkin ada artinya disamping faktor luas daerah tadi. Tak dapat disangkal bahwa iklim memang besar pengaruhnya atas perbuatan manusia. Karena Eropa terletak  dizone sedang mungkin kita mengira telah menemukan jejak yang kita cari. Jika iklim sedang itu ada pengaruhnya, jangan kita lupakan bahwa Asia dan Amerika, besar daerahnya terletak  dalam zone itu, tetapi dalam perkembangannya lain dari Eropa. Dalam sejarah ada contoh, bahwa suatu daerah berturut-turut mengalami masa perkembangan, masa menguasai daerah sekitarnya, tetapi kemudian mengalami keruntuhan dan kemusnahan, sedangkan iklim daerah itu tetap tidak berubah. Menurut dugaan orang, zaman es dalam zaman Pra Sejarah membawa perubahan iklim dan terjadi pula perpindahan bangsa-bangsa sebagai akibatnya. Akhirnya dalam zaman sejarah, kita lihat bahwa perubahan geologi-klimatologi dapat membawa perubahan dalam nasib manusia. Tetapi hal itu hanya merupakan perubahan kecil saja, garis besar tak dapat diterangkan dengan faktor  iklim itu.
     c. Letak daerah
         Pada umumnya kesimpulan kita adalah ialah, bahwa baik luas, baik iklim, baik letak suatu daerah, jada faktor-faktor geografi tidak menentukan sejarah manusia walaupun faktor itu tak dapat diabaikan. Sebaliknya sebagai segala kehidupan, maka azas sejarah ialah perubahan hidup dibumi ini selalu memperlihatkan dua hal, yakni pemabaharuan dan menjadi tua : membangun sel-sel baru, merombak yang lama, timbullah individu baru dan lenyaplah individu lama. Demikian pula sejarah merupakan suatu proses pembangunan dan perombakan. Nama-nama benua dapat dipergunakan sebagai keterangan tentang pimpinan Eropa di dunia ini selama berabad-abad. Rupa-rupanya sejak dahulu, benua Eropa keluar suatu aktivitet, Eropa yang lebih tepat dinamakan bagian benua.
3.   Faktor Demografi
      Jumlah penduduk dunia dalam pertengahan abad ke-17 Kira-kira  550 juta. Asia 330   juta, Eropa 100, Afrika 100 juta, sisanya bagi Amerika dan Austalia. Perhitungan tahun  1750 dan 1850, angka bagi tahun 1750 : Asia 479 juta, Eropa 266 juta. Dari sini dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk suatu benua tidaklah menentukan peranan penting yang dijalankan oleh benua itu. Tetapi penduduk Eropa dahulu dan sekarang agak lebih menunjukkan persatuan daripada penduduk yang mendiami benua Asia. Tetapi salah pula, jika kita katakan bahwa jumlah penduduk sama sekali tak ada artinya bagi kedudukan atau martabat negara itu. Peperangan Xerxes, Napoleon, dan Hitler ke Rusia itu akhirnya kandas karena luas daerah itu.
4.   Faktor Ethnologi
      Jenis manusia yang mendiami suatu benua, dapat menentukan kekuasaan dan adakah suatu yang lebih tinggidari bangsa lain? Bangsa yang bukan Yunani, disebut barbar oleh bangsa Yunani. Orang Amerika Serikat zaman kita menamakan negerinya: God’s Own Country. Tetapi rasa itu sangat istimewa pada bangsa kulit putih, belum terjadi dimanapun juga hal semacam itu. Karena dalam waktu yang sangat lama dapat menguasai bangsa lain. Maka seakan-akan mereka memperoleh bukti tentang kelebihan mereka. Karena jenis kulit putih jumlahnya mengalahkan jenis lain, mungkin karena itu orang membayangkan bahwa kedudukannya yang istimewa itu memang tugas jenis yang terbesar, atau memang sebagai akibat jumlah mereka yang melebihi jenis lain. Demikian pula tak ada hal-hal yang dapat dipakai sebagai petunjuk, bahwa kedudukan istimewa dalam dunia itu, adalah karena pembawaan, karena kodrat apa yang telah ditetapkan.Tak ada superioritet jenis bangsa karena kodrat yang akan dapat kita pakai sebagai keterangan, mengapa bangsa kulit putih sangat istimewa kedudukannya.
5.   Jiwa Eropa
       Tak dapat dibantah memang ada perbedaan jiwa, perbedaan mentalitet, perbedaan sikap antara penduduk benua dan negara. Tetapi jika diperhatikan, perbedaan antara jiwa itu lebih terbatas pada perbedaan bentuk fisik. Orang yang mempelajari jiwa orang Eropa Abad pertengahan dari lembaga-lembaga, dari tulisan, kesenian akan menemui hal-hal asing bagi orang Eropa zaman sekarang Orang Timur menurut kodratnya sopan santun. Tetapi jika kita lihat menurut sosiologi dan ilmu sejarah, bagaimana sikap manusia pada umumnya terhadap pekerjaan, suatu fungsi yang sangat penting dalam masyarakat akan tetapi sikap itu dimana-mana sama, sama dengan sikap orang Eropa hingga akhir Abad pertengahan, apa yang kita sebut pola umum. Penyimpangan dari pola umum itu tak terdapat pada bangsa lain melainkan pada dunia barat sesudah abad pertengahan.
BAB III
BANGSA YUNANI
Pantai Eropa lebih banyak tanjung dan teluknya daripada Asia. Dibelakang teluk yang jauh masuk ke darat itu kita lihat kota-kota Yunani yang dipisahkan oleh pegunungan tinggi dari daerah belakangnya. Karena itu penduduk pesisir itu telah lama mengarahkan pandangannya ke laut. Polis-polis Yunani yang timbul sebagai pelabuhan dagang lepas dari suku bangsanya, lepas dari taradisi lamanya. Polis itu didiami oleh masyarakat merdeka, yang mempunyai pemerintahan sendiri. Polis itu terbuka bagi hubungan dengan seluruh dunia. Bangsa Yunani bukan bangsa asli tempat itu. Mereka datang dari utara kira-kira 1400 sebelum masehi. Disepanjang pesisir Asia kecil yang banyak pula tanjung dan teluknya mereka mendirikan tempat berdagang dengan dunia timur. Pos-pos terdepan itu kemudian menjadi koloni Yunani.
 Peradaban Yunani bercorak : kekotaan, burjois, dan duniawi. Kekotaan artinya polis Yunani itu merupakan sebuah negara kecil yang merdeka. Burjois dan duniawi maksudnya yang menjadi pendukung kebudayaan bukan suatu golongan yang dilindungi oleh raja, melainkan penduduk kota itu sendiri. Asal mula kebudayaan Yunani adalah dari koloni-koloni dipantai barat Asia kecil : Ephesus, Milete, smyrna dll Dikoloni yunani disamping perdagangan timbul industri kecil, hingga timbul suatu golongan pekerja tangan kota. Penduduk yang telah makmur hidupnya dan mempunyai banyak waktu luang, dapat memikirkan soal-soal kebudayaan. Dalam abad ke-6 Yunani memiliki Corak yang lain. Sebagai contoh tentang hukum, bagi bangsa Yunani hukum memang berasal dari dewata, tetapi hukum itu dirumuskan dalam perwakilan rakyat atau ecclesia. Penduduk Yunani menentukan sendiri apa yang disebut hukum atau dikte. Undang-undang yang dibuat sendiri oleh manusia itu mempunyai kekuasaan diatas manusia. Orang yang tunduk kepada kekuasaan itu, bukan karena takut atau hendak merendahkan diri, melainkan karena swa-disiplin. Hukum tertinggi ialah kepentingan negara. Individu harus tunduk kepada undang-undang, yang dibuat sendiri oleh masyarakat.
Kebudayaan yunani dibangun atas fikiran sehat. Satu segi yakni sifat-sifat yang menyebabkan terjadinya permulaan perkembangan Eropa, yang menyimpang. Perkembangan itu menyebabkan Eropa melepaskan diri dari yang kita sebut pola umum. Dasar baru itu menurut mereka ialah pengetahuan, khusus ilmu pasti. Hal yang praktis itu diambil juga oleh bangsa Yunani, tetapi disamping itu mereka mempelajari ilmu pasti, karena benar-benar ingin tahu, sebagai permainan pikiran yang mengikat hati. Tetapi yang pokok ialah langkah menentukan dalam sikap terhadap pengetahuan, berfikir dengan abstraksi, abstraherend denken, maksudnya berfikir dengan melepaskan diri dari hal-hal yang khas untuk membentuk suatu pengertian yang melingkupi suatu deretan peristiwa. Sifat lain yang khusus juga bagi kebudayaan unani ialah sikap objektif dan bebas terhadap alam. Dalam keadaan iklim semacam ditanah Yunani itu, lebih mudah timbul pikiran besar untuk menguasai alam daripada iklim daerah panas dan klim daerah kutub. Dalam alam pikiran Yunani manusia mendapat kedudukan istimewa antara alam dan dewa. Dalam gambaran alam bangsa Yunani bukanlah dewa atau alam yang menjadi pusat, melainkan manusia sendiri. Bangsa Yunani  menganggap keseluruhan sejarah manusia sebagai bagian dari kejadian kosmis, sebagai sebagian dari alam, yang mengalami perulangan yang tak ada henti-hentinya.
Sebagai ikhtisar sumbangan bangsa Yunani kepada jiwa Eropa atau dapat dikatakan sumbangan kepada perdaban dunia, dapat kita ringkas menjadi 3 bagian :
a)      Kesanggupan abstraksi, memahami sesuatu denagn meringkaskannya dalam kesatuan pengertian.
b)      Mengamati sesuatu dengan sikap bebas, tidak terikat oleh pikiran atau paham yang telah ada sebelumya.
c)      Kedua sumbangan bangsa Yunani kepada jiwa Barat itu rapat hubungannya dengan sumbangan ketiga : sikap baru terhadap alam, melepaskan diri dari alam, tidak lagi menyerah dan tunduk pada alam, melainkan menempatkan diri berhadapan dengan alam, yang dianggap sebagai objek, yang akan diselidiki dan akhirnya penguasaan alam itu oleh manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar