BAB I
PEMBUKAAN
1. Persoalan
Menulis sejarah dunia, boleh dikatakan hanya terdapat dalam peradaban
barat. Sir Walter Raleigh, seorang prajurit orang istana penemu daerah baru dan seorang penyair
dalam zaman Elizabeth ratu Inggris. Sejarah itu dimulainya selama ia
dipenjarakan dalam Tower of London (1603-1616). Di Eropa abad ke-18, bersemi
kesadaran, bahwa seluruh manusia dan dunia kita ini merupakan suatu kesatuan.
Dalam zaman itu Voltaire menulis buku, yang umum diakui sebagai sejarah dunia
pertama dalam arti modern.
Di Eropa sejak Aufklarung abad ke-18, telah ada pendapat, bahwa picik
dan salah menganggap Eropa Nasrani sebagai satu-satunya pusat peradaban dan menganggap sisa dunia sebagai daerah kafir atau biadab. Sekarang orang mencari keterangan, mencari
sebab-musabab kekuasaan Eropa itu. Hal-hal apakah yang mengakibatkan, bahwa
sejak kira-kira 1600 Eropa tidak hanya
dapat menduduki Amerika dan Australia dengan jalan mendesak penduduknya yang
sedikit jumlahnya, tetapi dapat menguasai Asia yang padat penduduknya, dan
akhirnya menguasai hampir seluruh Afrika.
Ternyata bukan hanya faktor-faktor geografi, demografi, ethnologi atau
faktor rohani, yang dapat memberikan keterangan yang kita cari dan bukan pula
kombinasi dari keempat faktor itu. Jadi dapat kita mengambil kesimpulan, bahwa
faktor-faktor itu hanya berpengaruh dalam tingkat tertentu dalam perkembangan
sejarah Eropa. Jadi bagi kita tak ada lain dari pada faktor-faktor sejarah, yang
memberikan kedudukan istimewa kepada Eropa, yang bersifat sementara didunia ini.
2. Faktor Georafi
a. Luas daerah
Eropa bukan tergolong benua
yang terbesar, bahkan termasuk benua yang terkecil. Luas permukaaan bumi kita
kira-kira 512 juta km persegi. Sebagian kecil terdiri atas daratan yakni 29%,
sedangkan air 71%. Daratan yang merupakan 29 % dari permukaan bumi menjadi lima
benua masing-masing luasnya : Asia 44,2 juta km persegi,( Amerika 41,4 juta km persegi, Amerika Amerika utara
24,1 juta dan Amerika Selatan 17,8 juta km Persegi), Afrika 29,8 juta km
persegi masih tiga kali seluas Eropa yang luasnya hanya 9,97 juta km persegi, Australia benua
terkecil dengan luas 8,9 juta km persegi. Melihat angka-angka itu, jelas bagi
kita bahwa kekuasaan Eropa antara 1600 dan 1900 tidak mungkin disebabkan karena
luas benua itu. Dalam sejarah Indonesia dapat kita ketahui bahwa luas bukan
suatu faktor yang menentukan. Nederland, negara kecil selama satu abad lebih
termasuk negara besar dan hingga kini dapat mempertahankan diri sebagai negara
yang mempunyai jajahan. Dalam abad ke-19, walaupun Turki dan Tiongkok luas
daerahnya, kedua negara itu tidak memainkan peranan penting dalam sejarah
dunia.
b. Iklim
Iklim
sebagai faktor geografi kedua, mungkin ada artinya disamping faktor luas daerah
tadi. Tak dapat disangkal bahwa iklim memang besar pengaruhnya atas perbuatan
manusia. Karena Eropa terletak dizone
sedang mungkin kita mengira telah menemukan jejak yang kita cari. Jika iklim
sedang itu ada pengaruhnya, jangan kita lupakan bahwa Asia dan Amerika, besar
daerahnya terletak dalam zone itu,
tetapi dalam perkembangannya lain dari Eropa. Dalam sejarah ada contoh, bahwa suatu
daerah berturut-turut mengalami masa perkembangan, masa menguasai daerah
sekitarnya, tetapi kemudian mengalami keruntuhan dan kemusnahan, sedangkan
iklim daerah itu tetap tidak berubah. Menurut dugaan orang, zaman es dalam
zaman Pra Sejarah membawa perubahan iklim dan terjadi pula perpindahan
bangsa-bangsa sebagai akibatnya. Akhirnya dalam zaman sejarah, kita lihat bahwa
perubahan geologi-klimatologi dapat membawa perubahan dalam nasib manusia.
Tetapi hal itu hanya merupakan perubahan kecil saja, garis besar tak dapat
diterangkan dengan faktor iklim itu.
c. Letak daerah
Pada umumnya kesimpulan
kita adalah ialah, bahwa baik luas, baik iklim, baik letak suatu daerah, jada
faktor-faktor geografi tidak menentukan sejarah manusia walaupun faktor itu tak
dapat diabaikan. Sebaliknya sebagai segala kehidupan, maka azas sejarah ialah
perubahan hidup dibumi ini selalu memperlihatkan dua hal, yakni pemabaharuan
dan menjadi tua : membangun sel-sel baru, merombak yang lama, timbullah
individu baru dan lenyaplah individu lama. Demikian pula sejarah merupakan
suatu proses pembangunan dan perombakan. Nama-nama benua dapat dipergunakan
sebagai keterangan tentang pimpinan Eropa di dunia ini selama berabad-abad.
Rupa-rupanya sejak dahulu, benua Eropa keluar suatu aktivitet, Eropa yang lebih
tepat dinamakan bagian benua.
3.
Faktor Demografi
Jumlah penduduk dunia dalam
pertengahan abad ke-17 Kira-kira 550
juta. Asia 330 juta, Eropa 100, Afrika
100 juta, sisanya bagi Amerika dan Austalia. Perhitungan tahun 1750 dan 1850, angka bagi tahun 1750 : Asia
479 juta, Eropa 266 juta. Dari sini dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk
suatu benua tidaklah menentukan peranan penting yang dijalankan oleh benua itu.
Tetapi penduduk Eropa dahulu dan sekarang agak lebih menunjukkan persatuan
daripada penduduk yang mendiami benua Asia. Tetapi salah pula, jika kita
katakan bahwa jumlah penduduk sama sekali tak ada artinya bagi kedudukan atau
martabat negara itu. Peperangan Xerxes, Napoleon, dan Hitler ke Rusia itu
akhirnya kandas karena luas daerah itu.
4.
Faktor Ethnologi
Jenis manusia yang mendiami
suatu benua, dapat menentukan kekuasaan dan adakah suatu yang lebih tinggidari
bangsa lain? Bangsa yang bukan Yunani, disebut barbar oleh bangsa Yunani. Orang
Amerika Serikat zaman kita menamakan negerinya: God’s Own Country. Tetapi rasa
itu sangat istimewa pada bangsa kulit putih, belum terjadi dimanapun juga hal
semacam itu. Karena dalam waktu yang sangat lama dapat menguasai bangsa lain.
Maka seakan-akan mereka memperoleh bukti tentang kelebihan mereka. Karena jenis
kulit putih jumlahnya mengalahkan jenis lain, mungkin karena itu orang
membayangkan bahwa kedudukannya yang istimewa itu memang tugas jenis yang
terbesar, atau memang sebagai akibat jumlah mereka yang melebihi jenis lain.
Demikian pula tak ada hal-hal yang dapat dipakai sebagai petunjuk, bahwa
kedudukan istimewa dalam dunia itu, adalah karena pembawaan, karena kodrat apa
yang telah ditetapkan.Tak ada superioritet jenis bangsa karena kodrat yang akan
dapat kita pakai sebagai keterangan, mengapa bangsa kulit putih sangat istimewa
kedudukannya.
5. Jiwa
Eropa
Tak dapat dibantah memang
ada perbedaan jiwa, perbedaan mentalitet, perbedaan sikap antara penduduk benua
dan negara. Tetapi jika diperhatikan, perbedaan antara jiwa itu lebih terbatas
pada perbedaan bentuk fisik. Orang yang mempelajari jiwa orang Eropa Abad
pertengahan dari lembaga-lembaga, dari tulisan, kesenian akan menemui hal-hal
asing bagi orang Eropa zaman sekarang Orang Timur menurut kodratnya sopan
santun. Tetapi jika kita lihat menurut sosiologi dan ilmu sejarah, bagaimana
sikap manusia pada umumnya terhadap pekerjaan, suatu fungsi yang sangat penting
dalam masyarakat akan tetapi sikap itu dimana-mana sama, sama dengan sikap
orang Eropa hingga akhir Abad pertengahan, apa yang kita sebut pola umum.
Penyimpangan dari pola umum itu tak terdapat pada bangsa lain melainkan pada
dunia barat sesudah abad pertengahan.
BAB III
BANGSA YUNANI
Pantai Eropa lebih banyak tanjung dan teluknya
daripada Asia. Dibelakang teluk yang jauh masuk ke darat itu kita lihat
kota-kota Yunani yang dipisahkan oleh pegunungan tinggi dari daerah
belakangnya. Karena itu penduduk pesisir itu telah lama mengarahkan
pandangannya ke laut. Polis-polis Yunani yang timbul sebagai pelabuhan dagang
lepas dari suku bangsanya, lepas dari taradisi lamanya. Polis itu didiami oleh
masyarakat merdeka, yang mempunyai pemerintahan sendiri. Polis itu terbuka bagi
hubungan dengan seluruh dunia. Bangsa Yunani bukan bangsa asli tempat itu.
Mereka datang dari utara kira-kira 1400 sebelum masehi. Disepanjang pesisir
Asia kecil yang banyak pula tanjung dan teluknya mereka mendirikan tempat
berdagang dengan dunia timur. Pos-pos terdepan itu kemudian menjadi koloni Yunani.
Peradaban Yunani bercorak : kekotaan, burjois,
dan duniawi. Kekotaan artinya polis Yunani itu merupakan sebuah negara kecil
yang merdeka. Burjois dan duniawi maksudnya yang menjadi pendukung kebudayaan
bukan suatu golongan yang dilindungi oleh raja, melainkan penduduk kota itu
sendiri. Asal mula kebudayaan Yunani adalah dari koloni-koloni dipantai barat
Asia kecil : Ephesus, Milete, smyrna dll Dikoloni yunani disamping perdagangan
timbul industri kecil, hingga timbul suatu golongan pekerja tangan kota.
Penduduk yang telah makmur hidupnya dan mempunyai banyak waktu luang, dapat
memikirkan soal-soal kebudayaan. Dalam abad ke-6 Yunani memiliki Corak yang
lain. Sebagai contoh tentang hukum, bagi bangsa Yunani hukum memang berasal
dari dewata, tetapi hukum itu dirumuskan dalam perwakilan rakyat atau ecclesia.
Penduduk Yunani menentukan sendiri apa yang disebut hukum atau dikte.
Undang-undang yang dibuat sendiri oleh manusia itu mempunyai kekuasaan diatas
manusia. Orang yang tunduk kepada kekuasaan itu, bukan karena takut atau hendak
merendahkan diri, melainkan karena swa-disiplin. Hukum tertinggi ialah
kepentingan negara. Individu harus tunduk kepada undang-undang, yang dibuat
sendiri oleh masyarakat.
Kebudayaan yunani dibangun atas fikiran sehat.
Satu segi yakni sifat-sifat yang menyebabkan terjadinya permulaan perkembangan
Eropa, yang menyimpang. Perkembangan itu menyebabkan Eropa melepaskan diri dari
yang kita sebut pola umum. Dasar baru itu menurut mereka ialah pengetahuan, khusus
ilmu pasti. Hal yang praktis itu diambil juga oleh bangsa Yunani, tetapi
disamping itu mereka mempelajari ilmu pasti, karena benar-benar ingin tahu,
sebagai permainan pikiran yang mengikat hati. Tetapi yang pokok ialah langkah
menentukan dalam sikap terhadap pengetahuan, berfikir dengan abstraksi,
abstraherend denken, maksudnya berfikir dengan melepaskan diri dari hal-hal
yang khas untuk membentuk suatu pengertian yang melingkupi suatu deretan
peristiwa. Sifat lain yang khusus juga bagi kebudayaan unani ialah sikap
objektif dan bebas terhadap alam. Dalam keadaan iklim semacam ditanah Yunani
itu, lebih mudah timbul pikiran besar untuk menguasai alam daripada iklim
daerah panas dan klim daerah kutub. Dalam alam pikiran Yunani manusia mendapat
kedudukan istimewa antara alam dan dewa. Dalam gambaran alam bangsa Yunani
bukanlah dewa atau alam yang menjadi pusat, melainkan manusia sendiri. Bangsa
Yunani menganggap keseluruhan sejarah
manusia sebagai bagian dari kejadian kosmis, sebagai sebagian dari alam, yang
mengalami perulangan yang tak ada henti-hentinya.
Sebagai ikhtisar sumbangan bangsa Yunani kepada
jiwa Eropa atau dapat dikatakan sumbangan kepada perdaban dunia, dapat kita
ringkas menjadi 3 bagian :
a)
Kesanggupan
abstraksi, memahami sesuatu denagn meringkaskannya dalam kesatuan pengertian.
b)
Mengamati
sesuatu dengan sikap bebas, tidak terikat oleh pikiran atau paham yang telah
ada sebelumya.
c)
Kedua
sumbangan bangsa Yunani kepada jiwa Barat itu rapat hubungannya dengan
sumbangan ketiga : sikap baru terhadap alam, melepaskan diri dari alam, tidak
lagi menyerah dan tunduk pada alam, melainkan menempatkan diri berhadapan
dengan alam, yang dianggap sebagai objek, yang akan diselidiki dan akhirnya
penguasaan alam itu oleh manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar