Selasa, 26 Juni 2012

TUGAS KAJIAN ETIKA DAN MORAL JAWA


TUGAS KAJIAN ETIKA DAN MORAL JAWA


Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Kajian Etika dan Moral Jawa
Semester I Tahun Ajaran 2011/2012
Dosen Pengampu : Pak Sunardi

Kelompok 1

PROGAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS KEPENDIDKAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
 SALATIGA
2011
UNGKAPAN JAWA/ PITUTUR
SEDUMUK  BATHUK  SANYARI BUMI
A.    Latar belakang Ungkapan
Sedumuk bathuk sanyari bumi
Lebarnya dahi yang dipegang dan sanyari bumi tidak boleh diganggu
Dalam dua perkara yang besar, yaitu karena persoalan wanita (istrinya) dan sejengkal tanah  tempat tinggalnya, apabila mendapatkan gangguan dapat menjadi perkara yang besar kadang-kadang sampai saling membunuh).
Ajaran ini sebenarnya merupakan ajaran patriotism dan kesetiaan yang mutlak. Karena dalam dua hal yaitu wanita (lebih-lebih yang sudah menjadi istrinya) atau dalam hal tanah tempat tinggal, lebih-lebih tanah air, bila tersinggung kehormatannya atau kehormatannya terlanggar, dapat dipertaruhkan nyawanya.
Ungkapan tradisional ini kalau dikembangkan akan lebih tepat adalah bagi para generasi muda yang menurut sinyalemen sementara rasa patriotismenya telah luntur atau  rasa kebangsaannya kurang tebal.
B.     Makna dan Tujuan
Ungkapan ini dalam tata kehidupan dapat memiliki dua arti pokok, yaitu arti sempit dan arti luas. Arti sempit ungkapan ini merupakan ajaran yang sifatnya sangt pribadi. Misalnya apabila seseorang tersinggung kehormatan keluarganya ia memakai semboyan : ”Sadumuk bathuk sanyari bumi”. Dan dengan dalih ungkapan ini, seseorang dapat membela kehormatan keluarganya karena merasa dilanggar oleh seseorang walaupun harus sampai mempertaruhkan nyawanya.
Sedangkan arti yang luas, adalah ajaran patriotism, ajaran untuk cinta pada kewajiban dan tanah airnya. Jadi secara luas ajaran ini dapat dijarikan motivasi mendorong rasa kebangsaan suatu generasi muda Negara kita agar mereka tergugah dengan hadirnya ungkapan tersebut di atas. Misalnya apabila negara diserang musuh, maka sang Pemimpin dapat mengobarkan semangat kebangsaan kita dengan ungkapan ‘Sadumuk bathuk sanyari bumi”, agar semangat generasi muda yang tersinggung rasa patriotismenya bangkit tegak untuk mengusir si angkara.
C.    Harapan
Dengan demikian hikmah yang perlu diambil dan sari yang perlu dipetik dari ajaran ini adalah mempertebal rasa kebangsaan dan berbudi pekerti luhur, oleh sebab itu ajaran ini harus terus dibina dan dikembangkan di kalangan generasi muda agar mereka tidak kehilangan harga dirinya.
ANA DINA ANA UPA
A.    Latar belakang Ungkapan
Ana dina ana upa
Ada hari ada nasi
Setiap hari tersedia rejeki
Bahwa rejeki bagi seseorang senantiasa akan ada, selama hari ada
Ungkapan tradisional ini mengajarkan kepada kita tentang suatu pendirian dan kepercayaan yang cukup tangguh. Secara religius ajaran ini adalah baik, arena menyangkut kepercayaan dan iman bahwa Tuhan adalah Maha Pengasih dan Penyayang. Artinya selama Tuhan masih menciptakan hari, Tuhan pasti akan menciptakan rejeki untuk hidup kita sehari-hari. Jadi menurut keyakinan ini, rejeki senantiasa akan datang selama kita yakin akan ungkapan ini.
B.     Makna dan Tujuan
Dalam tata kehidupan idea vital yang terkandung dalam ungkapan ini adalah ajaran tentang kepercayaan kepada Karunia Tuhan, yang senantiasa memberikan  rejeki kepada kita. Namun dalam kehidupan modern lebih-lebih di masa pembangunan sekarang ini, ungkapan tradisional ini kalau salah dalam mengartikan, maka akan menciptakan generasi yang malas. Sebab apa, sebab semboyan “ Ada dina ana upa” bila diartikan secara lahiriah saja, maka walaupun kita tidak bekerja, asal ada hari pasti Tuhan memberi rejeki. Kepercayaan ini cukup tidak bijaksana kalau tidak boleh dikatakan salah. Dalam ungkapan “ Ana dina ana Upa” seebenarnya justru mendorong kita bekerja keras. Artinya karena”upa” atau nasi atau rejeki, bukan akan datang dengan sendirinya, tetapi ia akan datang apabila kita berusaha dengan kerja keras selama hari masih bersinar.
C.    Harapan
Disinilah pentinglah ungkapan ini, artinya mengajarkan agar kita bekerja keras selama hari-hari kita masih panjang atau kita masih muda, karena tiap hari memiliki nasi. Tetapi sebaliknya kalau kita malas, kita tentu tidak akan memperoleh rejeki sesuai dengan harapan kita.


NASIHAT YANG TERSELUBUNG
 MBUANG PITEK NING KALI SING DILEWATI NGANTEN
A.    Artinya
Membuang ayam di sungai ketika mengiring pengantin
Dalam ungkapan tersebut ada dua makna yang terkandung  pertama untuk keselamatan, kedua untuk berbagi rezeki karena suangai sebagai sumber kehidupan.

B.     Harapan
Dalam ungkapan ini mengajarkan kita agar setiap orang dapat berbagi rezeki kepada sesama sehingga dalam kehidupan kita bisa mendapat berkah dari apa yang kita berikan terhadap orang lain. Istilahnya apa yang kita tanam itulah yang kita tuai, maka bagi manusia yang hidup bersosial dianjurkan untuk hidup saling berbagi dengan sesama.
YEN BAR NYUNDHUKI KEMBANG KANGGO WONG MATI SUNDHUKO DOM BENANG
A.    Artinya
Apabila kita merangkai bunga untuk orang mati maka ambillah jarumnya untuk diri sendiri
Dalam ungkapan tradisional tersebut memiliki dua makna, yang pertama agar tidak melukai orang lain, kedua untuk digunakan sebagai tolak balak (terhindar dari bahaya).
B.     Harapan
Dalam ungkapan tradisional ini menjelaskan bahwa kepercayaan akan masayarakat terhadap hal-hal yang berbau mistis membuat sebagian besar masyarakat ingin memiliki penangkalnya agar apa bila ada masalah atau kejadian yang tidak diinginkan sudah memiliki penangkalnya atau tolak balak. Selain itu kepercayaan masyarkat terhadap hal-hal yang mitos semakin membuat masyarakat ingin memiliki penangkal agar dalam melakukan sesuatu hal tidak akan terjadi apa-apa terhadap dirinya.



TATA LAKU JAWA
DABLEK
A.    Latar Belakang
Ungkapan ini menandakan bahwa seseorang berbuat sesuatu pasti ada alasannya, seperti kurangnya perhatian terhadap orang tua atau orang-orang yang ada di sekitarnya membuat pola perilaku yang menyimpang guna memperoleh perhatian bagi orang-orang yang ada di sekelilingnya. Selain itu pola didik yang salah juga dapat membuat seseorang anak cenderung membuat keputusan sendiri tanpa menghiraukan orang lain.

B.     Makna
Dalam ungkapan ini memiliki dua makna, yang pertama tidak ambil pusing meskipun dimaki-maki, dinasihati, dan tebal telinga, dan yang kedua tidak tahu malu atau tebal muka.
Ungkapan tersebut merupakan tindakan yang mengajarkan suatu perilaku yang tidak baik, karena tindakan tersebut membuat orang merasa tidak dihiraukan atau tidak dihargai. Maka akan membuat orang merasa jengkel dan tidak akan memperdulikan lagi apa yang telah diperbuatnya.
KOLOT
A.    Latar Belakang
Ungkapan tersebut pada dasarnya identik dengan suatu sikap atau anggapan yang dianggap benar oleh seseorang. Hal ini berdasarkan pada pengalaman dan pengamatan lingkungan hidupnya dalam kehidupannya. Kemudian diterapkan dalam kehidupan keseharian guna terhindar dari masalah. Misalnya: anggapan seorang Bapak terhadap seorang anak  perempuannay yang  tidak perlu sekolah tinggi-tinggi karena pada dasarnya juga akan menjadi seoarang ibu dan orang rumahan untuk menjaga anak dan mengurus suami.
B.     Makna
Ungakapan tersebut bersiafat tidak modern, kuno,dan  tua.
 Ungkapan tersebut mengungkapkan suatu sifat yang kuno dan kekeh terhadap apa yang dipahaminya sehingga apa pun yang dikatakan oleh orang lain tidak akan pernah bisa mempengaruhi pola pemikirannya. Pemahaman yang kuat akan persepsinya sendiri tanpa menghiraukan orang lain akan merugikan baik dirinya sendiri atau pun orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar